Jagatberita.com – Viral sebuah video di laman sosial media Facebookyang diunggah oleh netizen bernama Kadek Sutika. Video itu menayangkan burung-burung pipit yang berjatuhan di atas sebuah tanah dalam keadaan basah.
Kawanan burung pipit tadi jatuh di areal Pekuburan Banjar Sema, Desa Pering, Kecamatan Bahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali.
Kadek Sutika merekam video tersebut sekitar 08.00 Wita. Setelah merekam video tersebut dia langsung mengunggahnya diakun Faceooknya. Vide itu bahkan viral beberapa menit setelah dia mengunggahnya.
“Iya awalnya saya rekam dulu itu, habis itu langsung unggah di FB. Kira-kira jam 8 lebih dikit (sudah viral). Nggak sampai 08.30, kira-kira jam 08.15 rasanya sudah viral,” kata Sutika saat dihubungi detikcom, Kamis (9/9/2021) malam.
Ia bercerita burung-burung itu ditemukan di dekat tempat tinggal temannya. Ia menemukan kawanan burung yang jatuh itu, sebelum berangkat kerja.
“Awalnya pagi itu saya mau baru berangkat kerja dan sedang hujan. (Karena hujan) saya cari dulu teman saya yang tak ajak kerja. Tapi teman saya mengatakan, nggak jadi kerja karena hujan,” jelasnya.
Setelah memutuskan tidak jadi bekerja dia memutuskan pulang. Namun kemudian dia melihat anak-anak dekat areal pekuburan sedang memunguti burung yang berjatuhan dekat arel pekuburan itu.
Sutika menyampaikan jika burung yang jatuh itu awalnya berada di pohon asem yang ada di pekuburan Banjar Sema. Entah kenapa burung yang awalnya berada dipohon itu berjatuhan.
Sutika mengatakan burung yang berjatuhan itu banyak yang mati, dan kemudian dikuburkan oleh warga. Bahkan jumlahnya mencapai seribu burung.
“Banyak sekali burung di sana, ribuan. Iya ribuan lebih. Saya pertama kali menjumpai hal seperti ini,” terangnya.
Fenomena Alam
Hebohnya warga tentang fenomena ini membuat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali bersuara. Mereka mengaku belum mendapatkan laporan terkait peristiwa tersebut.
BKSDA Bali menduga bahwa fenomena alam tersebut dipengaruhi adanya hujan asam.
“Kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam, bisa dikatakan, bisa saja mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, Prawona Meruanto, saat dimintai konfirmasi, Kamis (9/9/2021).
Sehingga mengakibatkan burung-burung berjatuhan bisa saja seperti itu. Atau mungkin dengan sebab-sebab lain yang tidak kita ketahui.