Jagatberita.com – Viralnya burung pipit yang berjatuhan dilaman sosial media milik netizen bernama Kadek Sutika menyebabkan public bertanya-tanya sebenarnya ada apa dibalik fenomena itu?
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali menduga fenomena ini terjadi karena hujan asam. “Kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam, bisa dikatakan, bisa saja mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi,” kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha BKSDA Bali, Prawona Meruanto, saat dimintai konfirmasi, Kamis (9/9/2021).
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Gianyar, Made Santiarka menyebutkan burung-burung pipit yang sudah berjatuhan itu mati penyebabnya adalah perubahan cuaca. Namun setelah dikonfirmasi pihaknya akan melakukan pengecekan ulang di laboratorium.
“Kejadian ini mungkin (karena) ada perubahan cuaca, itu diagnosis sementara. Untuk diagnosis selanjutnya kita ambil sampel dan kita cek ke lab,” kata Santiarka, Kamis (9/9/2021).
Made Santiarka Menyampaikan informasi bahwa burung pipit adalah makhluk yang hidup dalam koloni, mereka suka bergerombol. Sehingga ketika ada fenomena alam yang berubah ekstrim, mereka bisa mati bersamaan.
“Karena ada pohon asem satu saja di kuburan, jadi angin numplek ke pohon ini. Karena terlalu lebat hujannya jadi kan jelas ada tekanan udara rendah. Dengan rendahnya tekanan udara, burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup dan itu menyebabkan dia sakit dan mati,” ungkapnya.
Namun berdasarkan informasi yang di dapatkannya di lapangan, dari gerombolan burung tersebut terdapat burung yang masih hidup. Ketika hujan telah reda dan bulunya kering, burung yang sehat itu seketika bisa terbang kembali.
Ade mengungkapkan bahwa dpada bulu burung sebenarnya mengandug Zat karoten sehingga air sebenarnya sulit menembusnya. Amun karena hujan yang terlalu lebat, dan volume air yang sangat banyak menyebabkan air itu membasahi burungnya dan membuat burung-burung itu tidak bisa terbang.
Fenomena ini tentunya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut sehingga kita bisa mengetahui penyebabnya dengan pasti, dan apakah fenomena seperti ini berbahaya atau tidak bagi lingkungan sekitar. Hal ini penting sebagai bahan kewaspadaan warga setempat.