Minyak kelapa sawit tengah jadi sorotan. Ini lantaran harga minyak goreng melambung tinggi sejak empat bulan terakhir di negara penghasil CPO terbesar dunia. Selama puluhan tahun, industri kelapa sawit sudah jadi tumpuan komoditas ekspor Indonesia. Tak dipungkiri, keuntungan dari sawit memang menjanjikan, meski terkadang diserang isuisu kerusakan lingkungan seperti deforestasi hutan.
Dari kebun sawit pula, lahir orang orang terkaya di Indonesia. Mereka memiliki ratusan ribu hektare perkebunan kelapa sawit yang banyak terkonsentrasi di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera.
Bahkan kini mulai merambah ke Papua. Masifnya pembukaan lahan untuk sawit tak lepas dari peran pemerintah yang memberikan izin pengelolaan jutaan hektare lahan kepada perusahaanperusahaan besar melalui skema hak guna usaha (HGU).
Bahkan, di bawah program HGU, produsen minyak nabati besar beroperasi di perkebunan kelapa sawit milik negara. Bahkan, beberapa HGU di perkebunan kelapa sawit besar berada di bekas hutan.
Namun, pemerintah tidak bisa memaksa produsen untuk menurunkan harga minyak goreng. Ini merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.
HGU sendiri merupakan subsidi untuk tanah milik pemerintah yang dikelola oleh pengusaha dan digunakan secara ekonomis untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 dan aturan turunannya.
Untuk perusahaan sawit besar bahkan bisa mencapai ratusan ribu hektar HGU. Masa jabatan pengusaha yang memimpin HGU adalah 25 tahun dan dapat diperpanjang.
Antara 2014 dan 2018, luas perkebunan kelapa sawit Indonesia terus tumbuh dengan laju pertumbuhan rata-rata 7,89 persen. Penyusutan perkebunan kelapa sawit baru terjadi pada tahun 2016, ketika luas perkebunan kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 0,5% atau 58.811 hektar.
Selain itu, luas areal kelapa sawit meningkat 3.571.549 hektar dari tahun 2014 hingga 2018. Baca juga: Indonesia Produsen Kelapa Sawit Terbesar Dunia, Tapi Harga Teratur Dari 14.326.350 Ha dari Malaysia.
Pada tahun 2019, sebagian besar kelapa sawit Indonesia dibudidayakan oleh perusahaan swasta besar (PBS) yang menempati 54,94% dari total luas kelapa sawit Indonesia. PBS mengelola 7.942.335 hektar perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Perkebunan kelapa sawit yang tersisa dikelola oleh 40,79% perkebunan rakyat (PR) dan 4,27% perkebunan besar negara. Perkebunan kelapa sawit tersebar di 26 negara bagian di Indonesia. Perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia terletak di pulau Sumatera, seluas 7.944.520 hektar pada tahun 2019.
Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Pulau Terbesar Ini Memiliki Luas Lahan Lebih Kecil Dari 8.047.920 Ha Tahun 2018 Di Sumatera, perkebunan kelapa sawit terutama terletak di provinsi Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jambi.
Sementara itu, kebun sawit terluas di Indonesia kedua ada di Pulau Kalimantan dengan luas 5.820.406 hektar pada tahun 2019,meningkat dari tahun 2018 sebesar 5.588.075 hektar.
Di Kalimantan, perkebunan kelapa sawit banyak terdapat di wilayah Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Lebih lanjut, berikut ini 10 provinsi yang memiliki perkebunan sawit terbesar di Indonesia:
- Riau: 2.741.621 hektar
- Kalimantan Barat: 2.017.456 hektar
- Kalimantan Tengah: 1.922.083 hektar
- Sumatera Utara: 1.373.273 hektar
- Kalimantan Timur: 1.254.224 hektar
- Sumatera Selatan: 1.191.401 hektar
- Jambi: 1.034.804 hektar
- Aceh: 487.526 hektar
- Kalimantan Selatan: 471.264 hektar
- Sumatera Barat: 379.662 hektar
