Bagi pembuat konten media sosial, memilih lagu populer jadi bagian penting untuk memberikan daya tarik pada konten yang diunggah. Untuk bulan Agustus ini, judul lagu sesuai bulan milik Taylor Swift yang berjudul August ini akan cocok jadi pilihan. Berikut ulasan tentang lagu ini.
Jadi Theme Untuk Mengawali Bulan Agustus
Lagu ikonik keempat dari Taylor Swift, August, jadi trend di internet pada 1 Agustus 2022. Meski lagu ini sudah dirilis dua tahun lalu, kini kembali tenar dan digunakan untuk theme mengawali bulan Agustus.
Mengawali bulan Agustus ini, lagu Taylor Swift ini banyak digunakan sebagai theme di media sosial. Beberapa akun media sosial bahkan membuat konten dari lirik lagu ini sendiri. Sementara pengguna Instagram juga banyak membuat posting yang juga menggunakan lirik lagu ini.
Lirik August dan Artinya
Salt air, and the rust on your door
(Udara yang terasa asin (dekat pantai), dan karat di pintumu)
I never needed anything more
(Aku tak lagi membutuhkan apapun)
Whispers of Are you sure?
(Berbisik, Apa kamu yakin?)
Never, have I ever before
(Sama sekali, Aku belum pernah sebelumnya)
But I can see us lost in the memory
(Tapi aku dapat melihat kita terhanyut dalam kenangan)
August slipped away into a moment in time
(Agustus berlalu begitu saja dalam kenangan waktu)
‘Cause it was never mine
(Karena (bukan) itu tak pernah jadi milikku)
And I can see us twisted in bedsheets
(Dan aku bisa melihat kita terjalin di atas sprei)
August sipped away like a bottle of wine
(Agustus berlalu begitu saja seperti sebotol anggur)
‘Cause you were never mine
(Karena kau tak pernah jadi milikku)
Your back beneath the sun
(Punggungmu di bawah sinar matahari)
Wishin’ I could write my name on it
(Berharap aku dapat menulis namaku di sana)
Will you call when you’re back at school?
(Apa kau akan menghubungiku saat kembali ke sekolah?)
I remember thinkin’ I had you
(Aku ingat, pernah berpikir telah memilikimu)
But I can see us lost in the memory
(Tapi aku dapat melihat kita terhanyut dalam kenangan)
August slipped away into a moment in time
(Agustus berlalu begitu saja dalam kenangan waktu)
‘Cause it was never mine
(Karena (bukan) itu tak pernah jadi milikku)
And I can see us twisted in bedsheets
(Dan aku bisa melihat kita terjalin di atas sprei)
August sipped away like a bottle of wine
(Agustus berlalu begitu saja seperti sebotol anggur)
‘Cause you were never mine
(Karena kau tak pernah jadi milikku)
Back when we were still changin’ for the better
(Kembali pada saat kita masih berubah menjadi lebih baik)
Wanting was enough
(Menginginkan sudahlah cukup)
For me, it was enough
(Bagiku, itu sudah cukup)
To live for the hope of it all
(Untuk hidup demi harapan semua hal itu)
Canceled plans just in case you’d call
(Membatalkan rencana berjaga jika kamu menelepon)
And say, “Meet me behind the mall”
(Dan mengatakan, Temui aku di belakang mal)
So much for summer love and saying “us”
(Terlalu berlebihan untuk cinta musim panas dan menyebut “kita”)
‘Cause you weren’t mine to lose
(Karena kamu bukan miliku)
You weren’t mine to lose, no
(Kamu bukan miliku)
But I can see us lost in the memory
(Tapi aku bisa melihat kita hanyut dalam kenangan)
August slipped away into a moment in time
(Agustus berlalu begitu saja dalam kenangan waktu)
‘Cause it was never mine
(Karena (bukan) itu tak pernah jadi milikku)
And I can see us twisted in bedsheets
(Dan aku bisa melihat kita terjalin di atas sprei)
August sipped away like a bottle of wine
(Agustus berlalu begitu saja seperti sebotol anggur)
‘Cause you were never mine
(Karena kau tak pernah jadi milikku)
Never mine
(Tak pernah jadi milikku)
But do you remember?
(Tapi apakah kamu ingat?)
Remember when I pulled up and said “Get in the car”
(Saat aku berhenti dan mengatakan, “Masuklah ke mobil”)
And then canceled my plans just in case you’d call?
(Dan kemudian membatalkan semua rencanaku hanya demi berjaga jika akan menelepon?)
Back when I was livin’ for the hope of it all, for the hope of it all
(Kembali saat aku hidup demi semua harapan itu, untuk semua harapan itu)
Meet me behind the mall
(Temui aku di belakang mal)
Remember when I pulled up and said, Get in the car
(Saat aku berhenti dan mengatakan, Masuklah ke mobil)
And then canceled my plans just in case you’d call?
(Dan kemudian membatalkan semua rencanaku hanya demi berjaga jika akan menelepon?)
Back when I was livin’ for the hope of it all
(Kembali saat aku hidup demi semua harapan itu)
For the hope of it all, for the hope of it all
(Demi semua harapan itu, demi semua harapan itu)