Mengenal Cacar Monyet : Asal Penyakit, Penularan dan Pencegahannya

Foto: CIDRAP

JagatBerita.com – Covid-19 belum lagi sepenuhnya berakhir, kini ancaman penyakit lain muncul lagi, yakni penyakit cacar monyet. Seorang pasien di Jawa Tengah, saat ini jadi suspek kasus cacar monyet dan berada dalam pengawasan Kementrian Kesehatan.

Cacar monyet sebenarnya ada sudah sejak lama. Dan kembali jadi penyakit yang meresahkan sejak Mei 2022 lalu. Penyakit ini telah menyebar dengan pesat di US, UK, Australia, Eropa dan Kanada. Dan badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan keadaan darurat menyangkut penyebaran penyakit ini.

Sejarah Kemunculan Cacar Monyet

Cacar monyet sejatinya bukanlah penyakit baru. Seperti dilansir dari BBC.com (2/8/2022), awal ditemukan penyakit ini sejak tahun 1958 di sebuah laboratorium di Copenhagen, Denmark. Kasus pertama ini terjadi pada monyet yang diimport dari Singapura.

Lalu kasus pertama penularan cacar monyet pada manusia terjadi di tahun 1970 di Congo. Seorang anak yang tinggal di wilayah habitat monyet terjangkit penyakit ini. Si anak berhasil sembuh dari penyakit ini, namun meninggal karena penyakit lain.

Kasus penyebaran cacar monyet pertama terjadi tahun 2003 di US, dimana sekitar 70 orang dilaporkan terjangkit penyakit ini. Kebanyakan di kasus ini penderita memelihara hewan yang diimport atau mengunjungi negara lain seperti Afrika, UK, Israel dan Singapura.

Kasus penyebaran terbaru terjadi pada Mei 2022 lalu dimana penyakit ini menyebar luas di US, UK, Australia, Eropa dan Kanada. Kebanyakan penderita sebelumnya sempat mengunjungi Afrika, tempat dimana penyakit ini jadi endemi.

Penyebab Cacar Monyet

Meski dinamai cacar monyet, sejatinya penyakit ini tidak sepenuhnya berasal dari monyet. Asal mula penyakit ini sendiri masih dalam penelitian. Menilik dari kebanyakan kasus berhubungan dengan kunjungan ke Afrika.  Jadi diduga penyakit ini mulai berjangkit dari Afrika.

Baca Juga :   Persiapan Krisis Pangan, NFA Gandeng BMKG Untuk Sediakan Sumber Informasi

Menurut analisa genetik dari hasil penelitian evolusi varian virus ini menyebar di Afika Barat. Namun asal mula endemi yang sebenarnya masih belum diketahui. Pakar kesehatan menduga bahwa virus ini kemungkinan sudah menyebar tanpa terdeteksi di antara populasi manusia di luar Afrika .

Kasus penyebaran yang meluas ini terjadi beberapa bulan sebelum kasus di US. Para peneliti juga menduga bahwa virus cara monyet ini memiliki kemampuan menyebar secara cepat antar manusia sejak awal tahun 2017.

Hasil penelitian juga menemukan sejumlah virus ini mengalami mutasi yang membuatnya mampu menginfeksi dan menular antar manusia. Salah satu kemampuan mutasi virus ini adalah mampu menghambat sistem imun kita.

Bagaimana Penularan Cacar Monyet?

Sebuah penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menyebut bahwa 98% kasus infeksi di 16 negara pada April dan Juni 2022 kebanyakan terjadi pada pria. Dari kebanyakan kasus yang diteliti, penyebaran penyakit ini lebih cepat terjadi pada kelompok pria yang berhubungan seks dengan pria. Namun belum ada bukti ilmiah yang menegaskan bahwa penyakit ini lebih mudah menular pada pria daripada wanita.

Gejala penyakit ini sendiri lebih mirip seperti flu. Kebanyakan kasus penderita mengalami demam, sakit kepala, rasa nyeri otot, kelelahan, kedinginan dan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah mengalami gejala ini, penyakit akan muncul menjadi ruam yang menyakitkan dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.

Penularan cacar monyet ini lebih banyak terjadi melalui kontak fisik dari kulit ke kulit. Penularan bisa terjadi saat terjadi kontak dengan ruam cacar monyet, luka, atau bekas luka yang belum sepenuhnya sembuh. Penularan juga bisa terjadi melalui kontak dengan benda yang dipakai oleh penderita. Percikan pernafasan dan cairan mulut juga bisa jadi penyebab lain dari penularan.

Baca Juga :   Selamat Hari Dokter Nasional 2021 , Presiden : Mereka Adalah Pahlawan Tanpa Pamrih

Pengobatan dan Pencegahan

Kasus cacar monyet di Indonesia saat ini masih berupa dugaan, jadi untuk pengobatan khusus belum ditemukan. Namun bisa dilakukan perawatan sportif dengan pemberian anti virus. Pengobatan ini dilakukan untuk meningkatkan sistem imun namun tidak menghentikan infeksi.

Adapun untuk menghindari jangkitan penyakit ini, ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan, seperti berikut ini:

  • Hidari hewan yang bisa menyebabkan penyebaran virus
  • Pada kasus hewan mati akibat virus ini, hindari kontak dengan tempat dimana hewan mati
  • Lakukan cuci tangan yang benar setelah kontak dengan hewan yang terjagkit virus
  • Jika ada pasien terjangkit penyakit, hindari kontak fisik secara langsung
  • Lakukan pengolahan masakan dari daging hewan dengan matang sebelum disantap

Related posts