JagatBerita.com- OnlyFans dikutip dari Viva.co.id, merupakan sebuah platform yang memungkinkan penggunanya untuk menjual konten foto atau video dengan unsur NSFW (Not Safe For Work). Sebagai informasi, istilah NSFW merujuk pada konten dewasa yang nggak aman untuk dilihat masyarakat umum, terutama mereka yang sedang internetan di jam kerja. Platform berbayar ini memungkinkan penggunanya untuk menjual konten-konten ‘dewasa’ seperti foto, video, hingga chat seks.
Dilansir dari Kesah.id, platform OnlyFans telah dikembangkan dari tahun 2011 silam. Platform ini menyediakan wadah bagi para influencer digital untuk membuat konten sesuai dengan permintaan para pengemarnya. Sesuai namanya OnlyFans, konten pada platform ini hanya dapat digunakan khusus kepada mereka yang telah berlangganan. Konten tersebut dapat berupa video atau foto. OnlyFans tidak mengenal sistem blokir atau sensor, sehingga platform yang eksis pada tahun 2016 ini memungkinkan para kreator membuat konten yang berbau pornografi dan aktifitas seksual secara gampang. Karena berkembang seperti itu maka OnlyFans kemudian dikenal sebagai platform yang berbau pornografi.

Aktifitas penggunaan OnlyFans terhitung telah menjaring kurang lebih 30 juta pengguna. Pengguna sendiri berasal dari latar belakang yang berbeda. Bukan hanya para penggemar pornografi melainkan juga pelaku industri kebugaran, musisi atau aktor independen, influencer fashion dan tentu saja industri lain yang terkait dengan seks, kesehatan seksual dan pornografi.
Skema atau alur penggunaannya menggunakan sistem pembayaran perbulan, dimana setiap pengguna mesti membayar per bulan untuk bisa mengakses materi yang diterbitkan oleh kreator selama bulan itu. Namun juga ada format pay per view, dimana kreator akan mengirimkan konten secara langsung kepada pengguna dengan harga tertentu.
Pembayaran OnlyFans bervariasi tergantung popularitas kreatornya. Dari total pembayaran atau pendapatan perbulannya, OnlyFans hanya memotong 20% dan sisanya untuk kreator. Dengan keuntungan yang menjanjikan tersebut, OnlyFans menarik banyak kreator untuk menjalankan platform ketimbang bekerja di institusi atau perusahan. Seperti situasi pandemi saat ini, OnlyFans sempat mengalami pelonjakan pengguna.

OnlyFans sempat menghebohkan dunia maya tahun lalu setelah dua kreator dengan sebutan The Connell Twins viral, melaporkan bahwa foto konten dewasa mereka tersebar luas. Bocornya konten tersebut membuat OnlyFans mendapatkan perhatian dunia dan dicurigai telah melakukan praktik bisnis ilegal. Dilansir dari Detik.com, OnlyFans juga menjadi perhatian bagi pemerintah Amerika. Ratusan anggota Kongres meminta dilakukan investigasi pada OnlyFans lantaran ada konten ilegal merebak termasuk menampilkan anak di bawah umur. Investigasi dari BBC juga semakin menyudutkan OnlyFans, dimana Mei silam BBC News melaporkan bahwa OnlyFans gagal menyaring konten yang menampilkan anak di bawah umur. Bahkan walaupun sudah melanggar aturan, sebuah akun tidak secara otomatis ditutup.
Menindaklanjuti kasus tersebut, dari The New York Times, juru bicara perusahan OnlyFans merilis pernyataan bahwa mereka akan memblokir pengguna yang mengunggah foto dan video eksplisit. Namun juru bicara tidak memberikan keterangan tentang siapa yang mengajukan permintaan atau dorongan apa yang melatarbelakangi kebijakan tersebut.
Saat ini belum diketahui bagaimana sistem kerja OnlyFans untuk menyaring dan menentukan kriteria gambar yang berbau konten seksual. Rencana pemblokiran konten seksual tersebut akan dilaksanakan pada Oktober mendatang. Kendati demikian perusahaan telah memblokir unggahan yang berisi penyerangan seksual dan kekerasan, serta melarang anak di bawah umur untuk menggunakan platform mereka.